Aku selalu menunggumu
sejak dulu. wahai sang waktu
engkaupun berlalu tanpa setahu sadarku
engkaupun menyeret kakiku dan tanganku
yang terkulai ragu
Di sinilah tempatnya kau tahu
sejak dulu ku tunggu selalu
setiap kesempatan
untuk bertemu berpapasan kemudian pamitan
walau kita lahir tanpa kencan
tapi kadang kau berikan padaku
kesan dan kenangan
penghabisan
Sudahkah tiba saatnya yang tepat untu pamit??
engkau diam saja
sementara penanggalan pun sobek-sobek juga
dam wakilmu yang setia, arloji itu
berhitung-hitung dengan angkuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar